Move On Bukan Tentang Lupa, Tapi Tentang Berhenti Nyari Alasan

BANGANCIS - Hari-hari berlalu, bergulir tanpa ampun, membawa serta cerita-cerita lama yang seringkali enggan terlepas dari genggaman. Terjebak dalam nostalgia, tenggelam dalam penyesalan, atau sekadar mencari-cari pembenaran atas apa yang telah terjadi. Inilah jebakan yang seringkali membuat kita sulit untuk melangkah maju, seolah-olah dunia berhenti berputar hanya untuk memeluk masa lalu yang sudah usai.

Banyak orang mengira move on itu identik dengan melupakan. Lupa akan kenangan manis, lupa akan sakit hati, lupa akan segala hal yang pernah mewarnai hidup. Padahal, melupakan bukanlah solusi. Ingatan adalah bagian dari diri kita, jejak-jejak yang membentuk siapa kita hari ini. Upaya paksa untuk menghapus ingatan justru bisa membuat kita semakin terperosok dalam kesedihan, seolah kehilangan sebagian dari diri sendiri.

Gambar Ilustrasi Artikel
Gambar dari >Pixabay

Mengurai Benang Kusut Kenangan

Proses move on yang sebenarnya justru terletak pada kemampuan untuk tidak lagi mencari-cari alasan. Alasan mengapa hubungan berakhir, alasan mengapa impian tak tercapai, atau alasan mengapa seseorang melakukan sesuatu yang menyakitkan. Terlalu fokus pada "mengapa" hanya akan mengikat kita pada masa lalu, memperpanjang daftar pertanyaan yang mungkin takkan pernah terjawab tuntas.

Ketika kita berhenti mencari alasan, kita mulai membuka ruang untuk menerima. Menerima bahwa segala sesuatu terjadi karena berbagai faktor yang kompleks, bukan semata-mata kesalahan satu pihak atau satu kejadian. Penerimaan ini bukan berarti pasrah atau diam saja, melainkan sebuah titik awal untuk memahami, belajar, dan akhirnya melepaskan.

Menggali Akar 'Mengapa' yang Menghambat

Seringkali, di balik kegagalan sebuah hubungan atau proyek, tersembunyi seribu satu alasan yang terus-menerus kita gali. "Andai saja aku dulu lebih begini...", "Kalau saja dia tidak begitu...", "Seharusnya aku tidak melakukan itu...". Kalimat-kalimat ini berputar di kepala, membentuk lingkaran setan yang menguras energi dan menghambat kemajuan.

Mencari alasan adalah bentuk pertahanan diri. Kita ingin memastikan bahwa kita tidak bersalah sepenuhnya, atau setidaknya, ada pemakluman atas apa yang terjadi. Namun, keasyikan menggali alasan ini bisa berubah menjadi candu yang membuat kita enggan melihat ke depan. Diri kita seolah-olah terperangkap dalam laboratorium analisis masa lalu, lupa bahwa ada kehidupan yang menunggu di luar sana.

Melepaskan Beban Pertanyaan Tanpa Ujung

Lalu, bagaimana cara berhenti mencari alasan? Pertama, sadari bahwa tidak semua hal memiliki jawaban yang memuaskan. Beberapa kejadian memang kompleks, dipengaruhi oleh banyak variabel yang tak bisa kita kendalikan. Menerima ketidakpastian ini adalah langkah awal yang krusial.

Kedua, alihkan fokus dari masa lalu ke masa kini dan masa depan. Apa yang bisa Anda lakukan hari ini? Pelajaran apa yang bisa diambil dari pengalaman tersebut? Daripada meratapi "mengapa ini terjadi padaku?", tanyakan pada diri sendiri "apa yang bisa aku lakukan dengan apa yang telah terjadi?". Ini adalah pergeseran perspektif yang sangat kuat.

Menemukan Kekuatan dalam Penerimaan Diri

Move on sejatinya adalah tentang berhenti memutar kembali rekaman lama dan mulai merekam cerita baru. Ini bukan tentang melupakan, tetapi tentang mengemas kenangan tersebut menjadi pelajaran berharga yang menguatkan. Semakin kita berhenti mencari alasan atas kegagalan, semakin besar energi yang kita miliki untuk membangun kembali dan melangkah ke depan.

Proses ini membutuhkan kesabaran dan latihan. Akan ada saatnya godaan untuk kembali menggali alasan muncul. Namun, setiap kali Anda berhasil mengalihkannya pada tindakan nyata atau refleksi positif, Anda selangkah lebih dekat menuju kebebasan. Kebebasan dari belenggu masa lalu dan kebebasan untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah. Ini adalah perjuangan pribadi, sebuah perjalanan personal yang indah ketika Anda berhenti mencari pembenaran dan mulai mencari kemajuan.



#Moveon #Menerimadiri #Mengatasimasalalu

Belanja Celana Boxer Cowok dan Cewek
LihatTutupKomentar
Cancel