Tak Disangka! Jurus Tanpa Gerakan Ini Lebih Mematikan dari Ribuan Pukulan dalam Dunia Persilatan

BANG ANCIS - Di Perguruan Puncak Angin yang tersembunyi di balik awan, Pendekar Bangsad dikenal sebagai murid dengan pukulan paling lurus dan tenaga dalam paling murni. Namun belakangan ini ketenangan hatinya mulai goyah.

Bukan karena beratnya latihan, melainkan karena tatapan Kimawauk, sesama murid yang selalu tampak mengetahui riak terkecil dalam batinnya. Bangsad merasa, Kimawauk telah menguasai sebuah ilmu legendaris yang mengerikan milik Ratu Duyung: Jurus Cermin Batin.

Ilmu itu tidak memerlukan benda pusaka. Cerminnya adalah keheningan, kemampuannya adalah memantulkan kegelisahan sukma orang lain. Jurus itu bekerja tanpa suara, tanpa gerakan, dan menjadi senjata paling mematikan di arena yang tak terlihat.

Jurus Tanpa Gerakan Ini Lebih Mematikan

Suatu senja, setelah seharian berlatih Jurus Badai Menggulung Purnama, Bangsad merasakan sedikit keraguan. "Apakah ini batas kemampuanku?" bisiknya dalam hati, hanya kepada dirinya sendiri.

Belum genap dupa terbakar, Eyang Guru Naskaleng memanggilnya ke pendopo utama. "Bangsad," titah sang Guru dengan suara berat. "Aku merasakan aliran tenagamu keruh oleh keraguan. Ingat, seorang pendekar sejati tidak pernah meragukan jalan pedangnya."

Bangsad terhenyak. Bagaimana Eyang Guru tahu? Dari kejauhan, ia melihat siluet Kimawauk yang membungkuk hormat pada sang Guru sebelum pergi, meninggalkan jejak tanya yang dingin.

Cermin Batin itu terus memantulkan. Suatu ketika, Bangsad menemukan cara baru untuk menandingi ilmu andalan Perguruan Lembah Ular, ia menyimpannya dalam benak, menunggu waktu yang tepat untuk menunjukkannya pada Eyang Guru.

Namun, saat latihan bersama keesokan harinya, Kimawauk maju ke tengah arena. "Ampun, Eyang Guru," ucapnya lembut. "Semalam hamba bermimpi, mendapat petunjuk untuk mematahkan Jurus Sisik Perak dengan gerakan seperti ini..."

Kimawauk lalu memperagakan sebuah rangkaian gerak yang nyaris sama persis dengan apa yang Bangsad renungkan. Eyang Guru mengangguk kagum, sementara tatapan para murid lain beralih dari Bangsad ke Kimawauk.

Bangsad bukan lagi sang harapan, ia kini tampak seperti seorang yang lamban dan tertinggal. Setiap pantulan dari Jurus Cermin Batin Kimawauk disampaikan kepada Eyang Guru, bukan sebagai tuduhan, melainkan sebagai "keprihatinan".

Keraguan sesaat Bangsad dilaporkan sebagai "bibit ketidaksetiaan". Keinginannya mencari cara baru dianggap sebagai "upaya menentang ajaran murni perguruan". Kelelahannya setelah bertarung dibingkai sebagai "tenaga dalam yang rapuh".

Fitnah paling halus adalah yang paling beracun. Eyang Guru yang bijaksana pun mulai terpengaruh. Wejangannya pada Bangsad kini selalu diiringi peringatan. Ujian untuknya terasa lebih berat dari yang lain.

Bangsad merasa pedangnya masih tajam, tapi kehormatannya perlahan ditumpulkan oleh bayangan yang diciptakan Kimawauk. Ia mulai dijauhi, dianggap sebagai murid yang hatinya telah bercabang.

Hukuman itu akhirnya tiba, bukan di arena pertarungan, melainkan di bawah pohon beringin tempat sumpah setia para murid diucapkan.

"Pendekar Bangsad," suara Eyang Guru menggema tanpa kehangatan. "Jiwamu tidak lagi selaras dengan napas Perguruan Puncak Angin. Ada bayang-bayang di hatimu yang tak bisa lagi kami bersihkan. Jalan kita telah berbeda."

Jurus Tanpa Gerakan Ini Lebih Mematikan

Itu bukanlah sebuah pengusiran yang diiringi amarah, melainkan pelepasan yang sunyi dan final. Bangsad diperintahkan untuk menanggalkan lambang perguruannya dan turun gunung sebelum matahari terbenam.

Ia tidak dikalahkan oleh jurus yang lebih hebat atau pedang yang lebih tajam. Ia tersingkir oleh sebuah ilmu gaib yang memantulkan bukan kebenaran, melainkan apa yang diinginkan pemiliknya untuk terlihat.

Sambil menuruni lereng gunung, Bangsad menggenggam gagang pedangnya. Di rimba persilatan yang luas di bawah sana, ia sadar pertarungan paling berbahaya bukanlah adu tenaga, melainkan adu niat di dalam dada.

Dan untuk pertama kalinya, ia harus mencari jalannya sendiri, tanpa guru, tanpa saudara, hanya berbekal luka dari sebuah cermin tak kasat mata milik Kimawauk.***

Belanja Celana Boxer Cowok dan Cewek
LihatTutupKomentar
Cancel