HUT Marinir ke-80: Bukan Sekadar Seremoni, Tapi Pengabdian Putra-Putri Bahari untuk Rakyat dan Indonesia Maju

BANG ANCIS - Langit Tegal, 80 tahun silam, menjadi saksi. Tepatnya 15 November 1945, saat Corps Mariniers lahir dari rahim revolusi. Di tengah deru perjuangan mempertahankan kemerdekaan, para pemuda bahari mengikat janji setia. Kini, delapan dekade kemudian, janji itu terus bergelora.

Sabtu, 15 November 2025, Korps Marinir TNI Angkatan Laut genap berusia 80 tahun. Sebuah perjalanan panjang yang tak hanya diwarnai derap langkah dan dentum senjata. Ada keringat, darah, dan air mata pengabdian di setiap jengkalnya. Mereka bukan sekadar pasukan elite penjaga kedaulatan laut, melainkan juga garda terdepan dalam misi kemanusiaan.

Gambar Ilustrasi Artikel
Gambar dari Pixabay

Spirit Kemanusiaan di Tengah Tantangan Global

Di panggung dunia, tanggal 15 November juga menjadi pengingat beragam isu kemanusiaan. Ada Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Sedunia yang menyadarkan kita akan bahaya polusi udara dan gaya hidup tak sehat. Ada pula Hari Filantropi yang merayakan kemurahan hati dan semangat berbagi untuk sesama.

Dari Daur Ulang Hingga Kebebasan Bersuara

Amerika Serikat memperingati Hari Daur Ulang, sebuah gerakan sederhana namun vital untuk kelestarian bumi. Di sisi lain, dunia juga mengenang para penulis yang dibatasi kebebasannya dalam berkarya, sebuah pengingat akan pentingnya suara kebenaran. Isu-isu global ini menjadi cermin bagi kita semua, termasuk para prajurit Marinir, tentang kompleksitas tantangan zaman.

Mengawal Kedaulatan, Merawat Harapan

Tantangan Marinir hari ini bukan lagi sekadar angkat senjata. Mereka harus sigap menghadapi bencana alam, menjadi sahabat rakyat di pulau-pulau terluar, dan turut menjaga ekosistem laut. Pengabdian mereka adalah wujud nyata filantropi, sebuah pemberian diri untuk bangsa tanpa pamrih.

Jalesu Bhumyamca Jayamahe: Di Laut dan Darat Kita Jaya

Tema HUT ke-80, "Korps Marinir TNI AL Bersama Rakyat Membangun Indonesia Maju," bukanlah slogan kosong. Ini adalah penegasan kembali bahwa kekuatan Marinir sejatinya terletak pada kedekatannya dengan rakyat. Sejarah mencatat, sejak Perjanjian Linggarjati ditandatangani pada 15 November 1946, Marinir terus mengawal setiap jengkal kedaulatan yang diakui.

Transformasi Sang Penjaga Samudra

Dari "Corps Mariniers" hingga sempat berganti nama menjadi Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL), semangat mereka tak pernah luntur. Kini, di usianya yang ke-80, Korps Marinir terus bertransformasi menjadi kekuatan yang modern dan disegani. Namun, satu hal yang tak akan pernah berubah: jiwa mereka yang selalu bersama rakyat.

Dari Tegal untuk Indonesia

Peringatan di Tegal 80 tahun lalu adalah titik awal dari sebuah pengabdian tanpa akhir. Perayaan hari ini adalah momentum untuk merefleksikan kembali perjalanan itu. Sebuah perjalanan para putra-putri bahari yang memilih jalan sunyi pengabdian, demi tegaknya Merah Putih di seluruh penjuru nusantara.



#HUTKorpsMarinir #TNIAngkatanLaut #SejarahMiliter

Belanja Celana Boxer Cowok dan Cewek
LihatTutupKomentar
Cancel