BANG ANCIS - Siklon Tropis Bakung, yang terbentuk dari bibit siklon 91S, kini bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Meskipun demikian, BMKG mengingatkan bahwa dampaknya masih perlu diwaspadai, terutama terkait potensi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi. Sistem ini terpantau berada di Samudra Hindia, barat daya Lampung.
Perkembangan Siklon Bakung
Siklon Tropis Bakung resmi terbentuk dari bibit siklon 91S pada 12 Desember 2025. Kecepatan angin maksimum di pusatnya mencapai 35 knot atau 65 km/jam. BMKG melaporkan bahwa intensitas siklon ini diprediksi meningkat menjadi kategori dua dalam 24 jam ke depan, dengan kecepatan angin maksimum mencapai sekitar 45 knot atau 83 kilometer per jam. Pergerakan siklon ini cenderung ke arah barat, menjauhi Indonesia.| Gambar dari Pixabay |
Potensi Dampak di Indonesia
Meskipun menjauhi daratan, Siklon Tropis Bakung dan bibit siklon 93S masih berpotensi menimbulkan dampak tidak langsung di beberapa wilayah Indonesia. Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diprediksi terjadi di wilayah Bengkulu dan Lampung. Angin kencang juga diperkirakan melanda pesisir barat Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung.#### Gelombang Tinggi Selain itu, dampak lain yang perlu diwaspadai adalah gelombang tinggi. Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu-Lampung, Selat Sunda bagian selatan, serta perairan selatan Banten-Jawa Barat. Ketinggian gelombang ini diperkirakan mencapai 1,25 hingga 2,5 meter. BMKG juga memantau bibit siklon tropis 93S yang berada di Samudera Hindia sebelah selatan NTB, yang berpotensi memicu hujan sedang hingga lebat di Bali dan Nusa Tenggara Barat.
#### Cuaca Ekstrem Lainnya Bibit siklon tropis 93S juga berpotensi memicu hujan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Bali dan Nusa Tenggara Barat. Hal ini membuka peluang terjadinya banjir bandang dan tanah longsor di daerah rawan. Masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi.
#SiklonTropisBakung #BMKG #CuacaEkstrem

