BANG ANCIS - Anda pernah jatuh? Pasti pernah. Tapi jatuh dari ranjang tingkat di asrama, kepala menghantam besi ranjang sebelah, lalu membentur lantai semen? Itu beda cerita!
Ini kisah nyata saya. Sebuah gegar otak parah yang membawa saya pada Out-of-Body Experience (OBE) dan pengalaman menjelang kematian (NDE) paling aneh sekaligus paling nyata yang pernah saya alami.
Waktu itu saya masih anak ingusan. Tepatnya SMP, di SMPN 1 Nubatukan, Lewoleba, Kabupaten Lembata. Saya tinggal di asrama Kongregasi CIJ di kompleks Rayuan. Tepat di depan Kantor Daerah waktu itu. Tahu sendiri, ranjang asrama itu dari besi. Tingkat pula!
Malam itu, entah mimpi atau bagaimana, saya drop! Jatuh dari tingkat atas. Kepala saya membentur besi, lalu lantai. Pingsan seketika. Habis! Gelap.
![]() |
| Foto Gemini AI |
Ditolong Tenaga Dalam, Tapi Otak Sudah Error
Bapak Asrama saya, seingat saya namanya Bapak Mateus, langsung bertindak. Beliau ini bukan orang sembarangan. Punya ilmu bela diri THS THM. Punya tenaga dalam.
Dengan bantuannya, saya sadar. Tapi kondisi saya kacau balau. Kepala pusing minta ampun, mata berkunang-kunang. Semua yang saya lihat berputar. Vertigo berat!
Pagi harinya, saya dilarang ke sekolah. Wajar, kondisi lemas total. Pandangan masih berputar. Teman-teman semua berangkat. Bapak Asrama juga pergi. Tinggallah saya sendirian di kamar asrama yang besar itu.
Gila! Saya Melayang di Langit-langit!
Di sinilah kegilaan itu dimulai. Sekitar jam 9 pagi. Saya dalam kondisi "sadar dan tidak". Aneh sekali rasanya.
Tiba-tiba, saya merasa melayang. Benar-benar melayang di atas langit-langit kamar. Dan saya bisa melihat ke bawah. Saya melihat tubuh saya sendiri! Terbaring lemah di tempat tidur.
Ini bukan mimpi. Saya sadar saya sedang melihat tubuh saya. Posisi tidurnya aneh. Sudah pindah di tengah kamar. Padahal ranjang besi saya aslinya di pojokan. Entah siapa yang memindahkan.
Apa saya sudah mati? Apa saya jadi hantu? Pikiran itu tidak ada. Yang ada hanya fakta: Saya di atas, tubuh saya di bawah.
Ini Namanya "Out-of-Body Experience" (OBE)
Jangan buru-buru panggil dukun. Apa yang saya alami itu punya nama keren: Out-of-Body Experience (OBE). Pengalaman di luar tubuh.
Ini adalah fenomena neurologis. Bukan mistis. Para ilmuwan menunjuk satu biang kerok: Temporoparietal Junction (TPJ). Ribet namanya? Biarin.
Gampangnya, TPJ ini adalah "GPS" internal otak kita. Dia yang bertugas mengintegrasikan apa yang Anda lihat, apa yang Anda dengar (keseimbangan), dan di mana tubuh Anda berada. Dia yang menciptakan rasa "diri" Anda.
Nah, karena kepala saya terbentur hebat, GPS ini "korslet". Error! Dia gagal menyatukan di mana "kesadaran" saya dengan di mana "tubuh" saya. Hasilnya? Kesadaran saya terasa "keluar" dan melayang.
Kamar Jadi Ramai, Puluhan Arwah Datang
Belum selesai. Saat saya melayang di atas, suasana kamar tidur mendadak ramai. Penuh! Ada puluhan orang.
Beberapa di antaranya saya kenal. Mereka adalah keluarga-keluarga dari pihak ayah dan ibu. Yang mengerikan: mereka semua sudah lama meninggal dunia!
Mereka datang satu per satu lewat pintu. Menyalami tubuh saya yang terbaring di tempat tidur. Lalu mereka duduk rapi di atas tempat tidur lain. Situasi ini berlangsung lama. Dan saya tetap di langit-langit. Nonton!
Halusinasi NDE: Otak Memproyeksikan Budaya
Ini apa lagi? Ini adalah bagian dari Near-Death Experience (NDE) alias Pengalaman Menjelang Kematian. Otak saya, yang sedang dalam krisis berat akibat gegar otak, memproduksi halusinasi yang luar biasa nyata.
Kenapa isinya arwah keluarga? Otak kita canggih. Saat krisis, dia akan mencari "skenario" yang paling familiar.
Dalam budaya kita, di Indonesia, konsep bahwa leluhur atau kerabat yang sudah meninggal akan "menjenguk" atau "menyambut" kita di saat sakit parah itu sangat kuat. Otak saya yang sedang trauma memproyeksikan keyakinan budaya itu menjadi kenyataan visual yang sempurna. Begitu nyata!
Suara "Plak!" dan Reset Paksa
Lalu, tiba-tiba... Plak! Bunyi kabel yang dipukulkan keras ke dinding asrama. Dinding kami dari tripleks. Suaranya nyaring sekali!
Saya kaget luar biasa. Dan dalam sepersekian detik, saya "tertarik" kembali ke tubuh saya. Kamar yang tadinya ramai puluhan orang, langsung sepi. Lenyap! Hilang semua.
Yang muncul justru Bapak Mateus. Dia langsung memeluk saya. "Untung saya cepat datang," begitu katanya.
Apa yang terjadi? Suara "Plak!" itu adalah stimulus kejut. Guncangan sensorik yang kuat. Itu adalah "tombol reset" paksa untuk otak saya.
Bapak Mateus mungkin masuk kamar dan melihat saya dalam kondisi aneh. Terbaring diam, mata mungkin terbuka tapi kosong (karena saya sedang "melayang"). Dia panik! Dia pukul dinding itu untuk membangunkan saya. Dan itu berhasil.
Penutup: Otak Itu Ajaib Sekaligus Aneh
Kisah ini adalah bukti. Pengalaman spiritual? Tentu. Tapi pengalaman neurologis? Jelas sekali. Ini adalah demonstrasi betapa rapuhnya kesadaran kita.
Otak kita adalah mesin paling canggih, sekaligus paling aneh di alam semesta. Sekali dia "error" akibat benturan fisik, pengalamannya bisa lebih gila dari film horor manapun. Anda setuju?


