Trauma Bonding Itu Nyata: Kenapa Susah Banget Lepas dari Doi yang Narsistik

BANGANCIS - Mobilnya masih di parkiran kantor, sudah gelap. Tapi Dinda belum sanggup pulang. Air matanya kembali jatuh untuk kesekian kali minggu ini.

Tadi siang Rian, pacarnya, mengirim buket bunga terbesar ke mejanya. Semua teman kantor iri. Tapi malam ini, hanya karena Dinda lupa membelikan kopi merek favoritnya, Rian membentaknya habis-habisan lewat telepon, menyebutnya tidak becus dan egois.

Gambar Ilustrasi Artikel
Gambar dari Pixabay

Kisah Dinda bukan fiksi murahan. Ini adalah realitas pahit bernama trauma bonding atau ikatan trauma. Sebuah belenggu tak kasat mata yang membuat seseorang sangat sulit meninggalkan pasangan yang jelas-jelas menyakitinya, terutama jika pasangan itu seorang narsistik.

Siklus Candu yang Menjerat

Ikatan trauma tidak terbentuk dalam semalam. Ia adalah produk dari sebuah siklus yang terus berulang, dirancang secara tidak sadar oleh si narsistik untuk membuat korbannya bergantung secara emosional.

Fase Bulan Madu Beracun

Semua dimulai dengan sangat indah. Si narsistik akan melakukan love bombing, menghujani Anda dengan perhatian, pujian, dan hadiah. Anda merasa dialah satu-satunya orang di dunia yang benar-benar mengerti Anda.

Pada fase ini, otak Anda memproduksi dopamin dalam jumlah besar, hormon rasa senang. Anda merasa "melayang" dan sangat bahagia. Inilah pondasi dari kecanduan yang akan dibangun oleh si pelaku.

Pujian dan Hinaan Bergantian

Setelah Anda terpikat, topengnya mulai lepas. Pujian berganti dengan kritik tajam. Perhatian berganti dengan pengabaian. Ini disebut fase devaluasi.

Siklus ini, antara perlakuan baik dan perlakuan buruk yang tidak bisa diprediksi, menciptakan pola adiktif yang kuat. Korban akan terus berusaha kembali ke fase "bulan madu", melakukan apa saja demi mendapatkan lagi sedikit kebaikan dari si narsistik. Persis seperti seorang penjudi yang terus memasang taruhan, berharap kemenangan besar berikutnya.

Belenggu Tak Kasat Mata

Logika seringkali tidak berdaya melawan ikatan trauma. Banyak orang dari luar akan berkata, "Kenapa tidak tinggalkan saja dia?". Pertanyaan itu terdengar sederhana, tapi bagi korban, jawabannya sangat rumit.

Ketika Logika Dikaburkan

Seorang narsistik adalah ahli manipulasi, terutama gaslighting. Mereka akan memutarbalikkan fakta hingga Anda meragukan kewarasan dan ingatan Anda sendiri. Anda mulai percaya bahwa semua masalah dalam hubungan memang salah Anda.

Rasa percaya diri Anda terkikis habis. Anda merasa tidak berharga dan tidak akan ada orang lain yang mau menerima Anda. Si narsistik menjadi satu-satunya "dunia" yang Anda kenal, meski dunia itu penuh penderitaan.

Langkah Pertama Menuju Kebebasan

Melepaskan diri bukan seperti membalik telapak tangan. Langkah pertama dan terpenting adalah menyadari bahwa apa yang Anda alami itu nyata. Anda tidak gila, dan Anda bukan penyebabnya.

Putuskan semua kontak (no contact) adalah cara paling efektif, meski juga paling menyakitkan. Cari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional seperti psikolog. Membangun kembali jaring pengaman sosial Anda sangatlah krusial.

Proses penyembuhannya panjang dan berliku. Tapi kebebasan dari siklus beracun ini adalah hal yang sangat pantas untuk diperjuangkan. Dinda di parkiran itu, dan jutaan orang sepertinya, berhak mendapatkan kedamaian kembali.



#TraumaBonding #HubunganToksik #Narsistik

Belanja Celana Boxer Cowok dan Cewek
LihatTutupKomentar
Cancel