BANG ANCIS - Panggung politik Spanyol kembali memanas. Bukan karena banteng matador, tapi karena seorang politisi yang bertahun-tahun menjadi buronan. Namanya Carles Puigdemont, mantan presiden Catalunya yang melarikan diri pada 2017.
Kini, ia bersiap pulang kampung. Sebuah undang-undang amnesti kontroversial menjadi tiketnya. Hukum ini disahkan oleh parlemen Spanyol, sebagai buah dari negosiasi pelik Perdana Menteri Pedro Sanchez yang membutuhkan dukungan partai separatis Catalan.
| Gambar dari Pixabay |
Drama Politik Tingkat Tinggi
Sebuah pertaruhan besar bagi seorang perdana menteri. Ia harus merangkul lawan politiknya demi mempertahankan kekuasaan.
Harga Sebuah Kekuasaan
Pedro Sanchez berada di ujung tanduk. Tanpa dukungan tujuh suara dari partai Junts pimpinan Puigdemont, pemerintahannya bisa goyah. Maka, lahirlah UU Amnesti yang menghapus catatan kriminal ratusan aktivis Catalan.Langkah ini memicu protes besar dari kubu oposisi. Mereka menuduh Sanchez "menjual" Spanyol demi jabatan. Namun bagi Sanchez, ini adalah langkah pragmatis untuk "rekonsiliasi".
Kepulangan Sang Mantan
Bagi Puigdemont, amnesti adalah kemenangan besar. Ia bisa kembali ke Barcelona tanpa takut diborgol. Namun, kepulangannya juga membuka luka lama dan pertanyaan baru tentang masa depan gerakan kemerdekaan.Para pendukungnya menyambut gembira. Tapi tidak sedikit yang merasa perjuangan mereka kini hanya menjadi alat tawar-menawar politik elite. Api perjuangan itu terasa diredupkan oleh pragmatisme.
Jalan Terjal Meraih Mimpi
Meskipun ada amnesti, jalan menuju kemerdekaan sesungguhnya masih sangat terjal. Bahkan mungkin lebih rumit dari sebelumnya.
Rakyat yang Terbelah
Referendum ilegal 2017 menunjukkan semangat yang membara. Namun setelah bertahun-tahun tanpa hasil, sebagian masyarakat mulai lelah. Isu ekonomi dan stabilitas kini menjadi perhatian utama bagi banyak keluarga.Gerakan kemerdekaan tidak lagi satu suara. Ada yang ingin terus berjuang, ada pula yang lebih memilih fokus pada otonomi yang lebih luas, bukan kemerdekaan penuh.
Tembok Bernama Eropa
Hambatan terbesar mungkin bukan datang dari Madrid, melainkan dari Brussels. Uni Eropa secara konsisten menolak untuk mengakui kemerdekaan sepihak Catalunya. Tanpa pengakuan internasional, sebuah negara baru akan sulit bertahan.Puigdemont mungkin bisa pulang, tapi mimpinya tentang bendera Catalan berkibar di gedung PBB masih jauh dari kenyataan. Drama ini belum akan berakhir.
#Catalunya #Spanyol #Kemerdekaan

