BANG ANCIS - Kabar itu datang tiba-tiba, menyentak seperti petir di siang bolong. Melalui akun media sosialnya, Bernardo Tavares mengumumkan perpisahannya dengan PSM Makassar, klub yang dibawanya menjuarai Liga 1 setelah penantian 23 tahun. Sebuah keputusan berat yang harus diambil oleh pelatih asal Portugal tersebut.
Alasannya begitu mendasar, begitu manusiawi: gaji. Tavares, dengan berat hati, mengungkapkan bahwa masalah pembayaran gaji yang telah berlangsung lama kini tak bisa lagi ditoleransi. Tiga setengah tahun pengabdian, yang ditandai dengan loyalitas tinggi meski dalam kesulitan, harus berakhir dengan cara yang pahit.
| Gambar dari Pixabay |
Akhir Sebuah Era di Makassar
Perjalanan Tavares bersama Pasukan Ramang adalah sebuah epik tersendiri. Ia datang, meracik tim dengan sumber daya yang ada, dan menanamkan mentalitas juara yang lama hilang dari tanah Makassar. Ini bukan jalan yang mulus sama sekali.
Tiga Setengah Tahun Penuh Lika-Liku
Sejak menukangi PSM, isu finansial seolah menjadi teman akrab Tavares. Ia dan stafnya dilaporkan pernah tidak menerima gaji hingga lima bulan lamanya. Namun, dedikasinya tak goyah, bahkan ia sempat menolak tawaran dari klub lain demi bertahan bersama Juku Eja.
Komitmennya begitu luar biasa. Pada tahun 2023, sebuah tindakan heroik ia lakukan dengan melelang trofi pelatih terbaik miliknya. Semua itu demi bisa membayar gaji para stafnya, sebuah potret loyalitas yang jarang ditemui di sepak bola modern.
Trofi dan Ujung Perpisahan
Puncak dari kerja kerasnya adalah gelar juara Liga 1 musim 2022/2023. Ia mengakhiri dahaga panjang PSM dan para pendukungnya dengan koleksi 75 poin, unggul jauh dari para pesaingnya. Tavares tak hanya memberikan trofi, tetapi juga kebanggaan.
Ironisnya, sang pahlawan justru harus pergi karena masalah yang seharusnya sudah selesai di level klub profesional. Keputusan mundurnya pada awal Oktober 2025 menjadi penanda berakhirnya sebuah era gemilang yang dibangun di tengah berbagai kesulitan internal.
Lembaran Baru Sang Arsitek Portugal
Kepergian Tavares dari PSM bukan berarti akhir dari karirnya di Indonesia. Justru sebaliknya, ia kini menjadi properti panas di bursa transfer pelatih. Kualitasnya yang sudah teruji membuat banyak klub papan atas siaga satu.
Jadi Rebutan Klub Papan Atas
Tak butuh waktu lama, nama Tavares langsung dikaitkan dengan beberapa klub besar Super League. Rumor kencang menyebutkan Persebaya Surabaya, Dewa United, hingga Persis Solo tertarik untuk menggunakan jasanya. Kompetisi Super League seolah kehilangan sosok penting, tetapi bersiap menyambutnya kembali dengan seragam yang berbeda.
Bagi klub-klub tersebut, Tavares adalah jaminan mutu. Ia terbukti mampu meramu tim yang solid, pragmatis, dan punya mentalitas pemenang, bahkan dengan skuad yang tidak mewah.
Kehilangan Besar Bagi Juku Eja
Bagi PSM Makassar, kepergian Tavares adalah kehilangan yang tak ternilai. Mereka tak hanya kehilangan seorang juru taktik, tetapi juga sosok yang konsisten mengorbitkan pemain-pemain muda berbakat. Sepak bola Indonesia pun kehilangan salah satu pelatih asing berkualitas yang telah memberi warna.
Kini, PSM harus memulai lembaran baru di bawah asisten pelatih yang ditunjuk sebagai caretaker, sementara Tavares bersiap menyambut petualangan barunya. Sebuah kisah tentang dedikasi, prestasi, dan akhir yang tak terduga telah usai di Makassar.
#BernardoTavares #PSMMakassar #SuperLeague

