BANG ANCIS - Francesco "Pecco" Bagnaia sedang tidak baik-baik saja. Sang Juara Dunia dua kali itu tampak kehilangan sentuhannya di musim kompetisi 2025 yang begitu brutal.
Ekspektasi publik begitu tinggi di pundaknya. Namun, lintasan balap punya cerita lain yang lebih kejam. Motor Desmosedici GP25 seolah tak mau bersahabat dengannya, menyisakan serangkaian hasil yang jauh dari harapan. Ia bahkan terseok di papan tengah klasemen.
| Gambar dari Pixabay |
Ujian Mental Sang Juara
Di tengah kesulitan menemukan ritme, tantangan baru datang dari garasi sebelah. Sosok itu adalah Marc Marquez, sang predator lintasan yang kini menunggangi motor Ducati yang identik.
Gempuran Marquez dari Garasi Sendiri
Kehadiran Marquez menambah tekanan psikologis bagi Bagnaia. Media dan penggemar mulai membanding-bandingkan, sebuah narasi yang tak terhindarkan ketika dua juara berada dalam satu atap. Pecco harus membuktikan bahwa mahkotanya bukan diraih karena kebetulan.Teka-teki Desmosedici GP25
Motor baru seringkali membawa teka-teki. Bagi Bagnaia, Desmosedici GP25 menjadi labirin yang rumit, membuatnya kesulitan beradaptasi. Berbagai masalah teknis, termasuk insiden ban di Sepang, seolah melengkapi musimnya yang penuh drama.Masa Depan di Ujung Tanduk
Meski musim 2025 terasa berat, Ducati tampaknya masih menaruh kepercayaan penuh. Kontrak baru telah ditandatangani yang mengikatnya hingga akhir 2026.
Kepercayaan Penuh dari Borgo Panigale
Perpanjangan kontrak ini adalah sinyal jelas. Ducati percaya pada talenta Bagnaia dan memberinya ruang untuk menemukan kembali performa terbaiknya. Ini adalah investasi jangka panjang, bukan reaksi sesaat atas hasil buruk.Musim Pembuktian Berikutnya
Tahun 2026 akan menjadi pertaruhan terakhir bagi Pecco. Ia harus bisa menaklukkan motornya dan membungkam keraguan, membuktikan bahwa seorang juara dunia sejati tidak mudah menyerah pada keadaan. Waktu akan menjawab apakah ia bisa bangkit dari keterpurukan ini.#PeccoBagnaia #MotoGP #Ducati

