Diet Nggak Selalu Tentang Berat Badan, Kadang Tentang Diri Sendiri

BANGANCIS - Ada yang bilang diet itu nomor satu. Angka di timbangan harus turun, lingkar pinggang harus mengecil, baju lama harus muat lagi. Itu semua benar, tentu saja. Tapi bagi sebagian orang, perjalanan diet justru menemukan sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang jauh lebih berharga dari sekadar angka di timbangan.

Cerita ini bukan tentang bagaimana saya berhasil memangkas sepuluh kilo dalam sebulan, atau bagaimana saya sekarang bisa makan nasi goreng tanpa merasa bersalah. Ini cerita tentang bagaimana saya belajar melihat diri sendiri, bukan hanya sebagai tumpukan lemak yang perlu dikurangi, tapi sebagai manusia utuh yang berhak mendapatkan kebaikan. Ini tentang menemukan cinta diri, di tengah deru tantangan yang seringkali menyesatkan.

Gambar Ilustrasi Artikel
Gambar dari >Pixabay

Mencari Jati Diri di Tengah Timbangan

Dulu, hidup saya seolah terpusat pada angka di timbangan. Setiap pagi, rutinitas yang sama: berdiri di atas timbangan, menelan ludah, dan berharap angka itu turun. Jika turun, rasanya dunia cerah. Jika stagnan atau malah naik, langit mendung pun tak terhindarkan. Siklus ini menciptakan kecemasan yang tak berujung, sebuah perang yang tak kunjung usai dengan tubuh sendiri.

Namun, di balik semua itu, ada suara kecil yang terus berbisik. Suara yang mengatakan bahwa saya lebih dari sekadar angka. Suara yang mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa ditimbang. Perjalanan ini dimulai bukan dari keinginan untuk langsing, tapi dari dorongan untuk merasa lebih baik, lebih sehat, dan lebih bahagia secara keseluruhan.

Merangkul Proses, Bukan Hanya Hasil

Salah satu kesadaran terbesar yang saya alami adalah bahwa fokus pada hasil akhir seringkali membuat kita melupakan keindahan prosesnya. Diet yang hanya berorientasi pada penurunan berat badan seringkali terasa seperti hukuman, sebuah siksaan yang harus dijalani demi "kebahagiaan" di masa depan. Tapi bagaimana jika kebahagiaan itu bisa ditemukan sekarang, dalam setiap pilihan kecil yang kita buat?

Ini bukan berarti saya mengabaikan pentingnya nutrisi atau aktivitas fisik. Justru sebaliknya. Ketika saya mulai melihat diet sebagai bentuk penghargaan pada diri sendiri, bukan sebagai penghukuman, segalanya berubah. Sarapan bergizi bukan lagi beban, tapi investasi energi untuk hari itu. Olahraga bukan lagi kewajiban yang menyiksa, tapi kesempatan untuk bergerak dan merasakan kekuatan tubuh.

#### Menemukan Keseimbangan Baru

Dalam perjalanan ini, saya belajar bahwa ekstremisme bukanlah kunci. Menghilangkan semua makanan kesukaan demi diet ketat seringkali berujung pada kegagalan dan rasa bersalah. Kuncinya adalah keseimbangan. Menemukan cara untuk tetap menikmati makanan yang saya suka, dalam porsi yang terkontrol, sambil tetap memprioritaskan makanan bernutrisi.

Ini adalah tentang mendengarkan tubuh saya. Kapan dia butuh istirahat? Kapan dia butuh energi lebih? Kapan dia hanya butuh kebaikan dan tidak perlu dihakimi? Pertanyaan-pertanyaan ini membuka pintu kesadaran baru tentang hubungan saya dengan makanan dan tubuh.

#### Menjadi Teman Terbaik Diri Sendiri

Yang terpenting, diet ini mengajarkan saya untuk menjadi teman terbaik bagi diri sendiri. Tidak lagi ada kritik tajam setiap kali ada kesalahan. Tidak ada lagi perbandingan diri dengan orang lain. Yang ada hanyalah penerimaan, pengertian, dan dorongan untuk terus tumbuh.

Setiap kali saya merasa terpeleset, entah itu makan berlebihan atau melewatkan olahraga, saya tidak lagi menghukum diri sendiri. Saya hanya menarik napas, mengingatkan diri bahwa itu adalah bagian dari proses, dan kembali ke jalur yang benar. Ini adalah tentang memaafkan, belajar, dan terus maju dengan kepala tegak.



#DietSehat #CintaDiri #KeseimbanganHidup

Belanja Celana Boxer Cowok dan Cewek
LihatTutupKomentar
Cancel