BANG ANCIS - Saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) benar-benar mengamuk. Harganya melesat lebih dari 1.200% sepanjang tahun ini, membuat para investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) menoleh dengan takjub.
Bayangkan saja, saham yang tadinya tenang kini menjadi buah bibir. Transaksinya riuh rendah, dengan miliaran lembar saham berpindah tangan dalam sekejap mata. Investor asing pun ikut berpesta, memborong saham ini dengan nilai ratusan miliar rupiah.
| Gambar dari Pixabay |
Namun, pesta itu tak berlangsung lama. Otoritas bursa, BEI, akhirnya turun tangan. Mereka 'menggembok' sementara saham INET, memberinya waktu untuk 'pendinginan' setelah kenaikan harga yang dianggap tak terkendali. Sebuah langkah wajar untuk melindungi pasar dari euforia yang berlebihan.
Aksi Korporasi Raksasa di Balik Kenaikan
Lalu, apa sebenarnya yang memicu 'kesurupan' massal pada saham INET ini? Jawabannya terletak pada rencana ambisius perusahaan yang tidak main-main. Di balik layar, INET sedang menyiapkan fondasi untuk menjadi pemain kunci di ekosistem digital Indonesia.
Rights Issue Jumbo Rp3,2 Triliun
Kunci utamanya adalah aksi korporasi jumbo: rights issue atau penawaran umum terbatas. INET menargetkan dana segar fantastis senilai Rp3,2 triliun dari para pemegang sahamnya. Direktur Utama INET, Muhammad Arif, menegaskan pemegang saham utama sudah siap menyerap penuh saham baru yang akan terbit.
Dana raksasa ini sudah jelas peruntukannya. Sebagian besar akan disuntikkan ke anak usahanya, PT Garuda Prima Internetindo (GPI). Targetnya: membangun 2 juta koneksi internet super cepat Fiber To The Home (FTTH) di Bali dan Lombok, menggunakan teknologi Wi-Fi 7 terbaru.
Ekspansi Agresif dan Akuisisi
Tak hanya di Bali dan Lombok, ekspansi jaringan juga akan menyasar Pulau Jawa melalui PT Internet Anak Bangsa (IAB). INET juga memperkuat infrastruktur kabel lautnya untuk rute-rute penting seperti Jakarta-Batam-Singapura. Langkah ini menunjukkan visi besar INET untuk menggarap pasar fixed broadband Indonesia yang penetrasinya masih rendah.
Untuk melengkapi ekosistemnya, INET juga berencana mencaplok dua perusahaan lain. Langkah akuisisi ini akan semakin memantapkan posisi mereka di industri. Tak heran jika kinerja keuangannya pun melesat, dengan laba bersih yang terbang hingga ratusan persen.
Masa Depan Sang Calon 'Raja' Internet
Kini, para pelaku pasar menanti dengan was-was. Apakah suspensi ini hanya jeda sesaat sebelum INET kembali melanjutkan pendakiannya? Ataukah ini adalah puncak dari sebuah euforia?
Tantangan di Depan Mata
Meski labanya meroket, ada catatan bahwa arus kas operasional perusahaan masih negatif. Ini berarti keuntungan besar itu belum sepenuhnya menjadi uang tunai di kantong perusahaan, sebuah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan manajemen.
Peluang Pasar yang Terbuka Lebar
Namun, ambisi INET yang didukung dana besar dan strategi ekspansi yang jelas adalah sebuah daya tarik luar biasa. Dengan penetrasi internet fixed broadband di Indonesia yang masih jauh tertinggal dibanding negara tetangga, kue bisnis yang bisa direbut INET masih sangat besar. Kisah INET adalah cermin dari denyut nadi ekonomi digital yang tak pernah berhenti bergerak.
#INET #Saham #RightsIssue

