BANG ANCIS - Zita Anjani kembali jadi buah bibir. Kali ini bukan soal jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, melainkan aksinya di lokasi bencana. Putri Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan ini turun langsung ke Sumatera Utara.
Ia ikut dalam rombongan yang membawa bantuan untuk korban banjir dan longsor di Sibolga dan Tapanuli Tengah. Menggunakan pesawat Hercules TNI AU, Zita mengawal langsung logistik dari Presiden Prabowo Subianto. Niatnya baik, memastikan bantuan sampai dan negara hadir untuk rakyatnya.
| Gambar dari Pixabay |
Namun, sebuah video mengubah segalanya. Aksi Zita ikut membersihkan lumpur di rumah warga justru menuai kritik pedas. Gerakannya saat memegang serokan dan cara membersihkan lumpur dinilai kaku dan canggung oleh warganet.
Sisi Lain Misi Kemanusiaan
Turun Langsung ke Lokasi
Zita Anjani mendarat di Lanud Soewondo, Medan, sebelum melanjutkan perjalanan ke titik bencana. Ia menegaskan misinya bukan sekadar mengirim barang. Ini adalah soal kehadiran dan dukungan moril bagi mereka yang tertimpa musibah.Bantuan yang dibawa pun beragam. Mulai dari beras, obat-obatan, hingga perlengkapan khusus untuk anak-anak dan perempuan yang menjadi kelompok rentan. Zita ingin memastikan pemulihan warga menjadi prioritas utama.
Aksi Bersih-bersih yang Viral
Di tengah niat baik itu, sorotan kamera justru menangkap momen yang berbeda. Video saat Zita menyerok lumpur dengan rompi hijau dan sepatu putihnya dengan cepat menyebar luas. Bagi sebagian netizen, ekspresi dan caranya membersihkan lumpur terlihat tidak natural.Kritik pun tak terhindarkan. Banyak yang menuding aksinya hanya gimmick atau pencitraan di depan kamera. Kejadian ini langsung memicu perdebatan sengit di dunia maya tentang ketulusan seorang pejabat.
Antara Tulus dan Panggung
Pembelaan dan Tujuan Mulia
Terlepas dari pro dan kontra, Zita menyatakan fokusnya adalah pada korban. Menurutnya, jika masyarakat kuat dan bisa bangkit, maka daerah itu pun akan pulih. Logikanya, pariwisata baru bisa berkembang jika manusianya sudah berdaya.Misi kemanusiaan ini, baginya, adalah bagian dari tanggung jawab. Kehadirannya di sana adalah untuk memastikan distribusi logistik berjalan lancar dan tepat sasaran. Sebuah tugas yang diembannya sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat.
Suara Publik Tak Terbendung
Namun, publik punya cara pandang sendiri. Video yang dianggap "kaku" itu menjadi amunisi bagi mereka yang skeptis. Perdebatan pun meluas, membandingkan aksinya dengan citra politisi pada umumnya.Insiden serok lumpur ini menjadi pengingat. Di era digital, setiap gerak-gerik pejabat publik akan selalu berada di bawah mikroskop warga. Ketulusan niat harus dibarengi dengan aksi yang juga terlihat tulus, jika tak ingin berakhir menjadi polemik.
#ZitaAnjani #BantuanSosial #BencanaAlam

