Bicara mengenai Screenshot, saya yakin semua orang terutama para penggiat internet khususnya blogger sudah sangat mengenalnya dengan baik. Screenshot atau pada ponsel blackberry dikenal dengan istilah Screen Muncher adalah gambar yang dihasilkan oleh komputer/perangkat lunak dimana gambar tersebut merupakan rekaman tampilan yang tampak pada layar komputer atau piranti lainnya. Tujuan orang-orang gemar berscreenshot ria ada bermacam-macam. Bisa digunakan untuk mengambil suatu tampilan yang ada pada layar komputer. Sesuatu itu mungkin sangat penting sehingga perlu diabadikan lewat screenshot.
Untuk membuat gambar hasil screenshot sangatlah mudah. Bagi pengguna windows, sudah tersedia Tuts PrtScr. Tinggal pencet lalu di paste ke program editor gambar seperti paint atau photoshop. Namun cara ini menurut saya sudah jadul karena tampilan yang dihasilkan adalah full screen dan low resolution (resolusinya rendah). Solusinya adalah menggunakan screenshot tool atau software modern dan gratis. Namanya LightShot. Cara penggunaannya nyaris sama dengan default windows yakni menggunakan tuts PrtScr. Namun, tool ini memiliki beberapa kelebihan seperti resolusi yang cukup besar dan kita bisa memilih bagian mana saja yang mau dicapture, jadi tidak lagi full screen. Kalau tertarik, langsung saja download gratis di webnya LightShot.
Kembali Pada Kegunaan Screenshot...
Sejak menjadi seorang bloggergadungan, selama ini saya seringkali melakukan screenshot. Entah itu sebuah pepatah yang keren, tulisan yang menarik atau hal-hal unik lainnya sering menggoda saya untuk mencapture dan mengabadikannya. Namun, selama menjadi blogger pula, banyak teman-teman yang entah untuk alasan yang mana, mereka sering menunjukkan screenshot penghasilan mereka dari dunia blogging kepada saya yang rata-rata nilainya ratusan dollar. Awalnya saya percaya. Bahkan sempat menjadi motivasi bagi saya untuk giat ngeblog agar bisa memiliki penghasilan seperti pada screenshoot tadi sampai pada suatu hari, di siang bolong, seorang master blogging mencoba jujur pada saya. Menurut beliau, semua screenshot earning yang pernah ada itu, ada yang memang benar-benar demikian namun banyak juga yang palsu alias bohongan.
Saya lantas penasaran. Bagaimana bisa bohong. Itu kan tampilan dari website orang lain yang memperlihatkan hasil monetise blog kita. Bagaimana bisa dimanipulasi? Masih menurut Master Blogging tadi, caranya sangatlah mudah. Bagi pengguna browser Mozilla Firefox, tinggal klik kanan lalu pilih menu Inspect Element. Setelah itu munculah editornya. Kita tinggal memilih bagian mana saja yang mau diedit, setelah itu tutup editornya dan lakukan screenshot. Untuk lebih lengkapnya lihat video sederhana yang saya buat di bawah ini :
Inspect Element In Firefox
Bagaimana, sudah bisa memanipulasi sesuatu? Sementara untuk memalsukan Earning Google Adsense, ada website yang menyediakan sarana untuk kita beriseng ria. Langsung saja mampir ke sini : Google Adsense Money Generator. Sudah??? Sekali lagi saya tanya: bagaimana, sudah bisa memanipulasi sesuatu? Hahaha... Walaupun demikian, tidak semuanya screenshot yang kita lihat itu palsu, banyak juga yang benar. Jadi jangan anggap semuanya palsu.
Screenshot Kartu Kredit Palsu
Oh ya, bicara mengenai kepalsuan, baru-baru ini terjadi sebuah kasus yang lumayan menghebohkan seisi kantor tempat saya bekerja. Saya lupa kapan tepatnya kejadian itu berlangsung. Yang pasti, kami kedatangan customer orang bule. Dia belanja Kamera Canon EOS 600D, Lensa dan beberapa pernak pernik kamera lainnya termasuk Tripod, dengan jumlah biaya keseluruhannya mencapai belasan juta rupiah. Bule tersebut membayarnya dengan menggunakan kartu kredit. Saat transaksi berlangsung, kartu kredit itu memang bisa digunakan. Pembayaran melalui kartu kredit pun berhasil. Si bule tadi dengan leluasa pergi. Namun, setelah beberapa hari bagian administrasi kantor mendapat telepon dari Bank. Pihak bank mengatakan bahwa kartu kredit yang digunakan si bule untuk membayar Kamera Canon EOS 600D beserta pernak perniknya kemarin itu palsu. Setelah melalui penyelidikan yang teliti, hasilnya juga tetap sama: Kartu Kredit Bule itu Palsu karena menurut pihak bank, tidak terdaftar di sana.
Satu yang kami sesalkan, kenapa kami tidak sempat menanyakan alamat si bule, pasport, menginap di hotel mana, nomor ponsel dan lain-lainnya. Hmmmm... Saya hanya bisa mengelus dada. Bagaimana mengembalikan uang belasan juta yang hilang percuma di atas tadi ya?
Untuk membuat gambar hasil screenshot sangatlah mudah. Bagi pengguna windows, sudah tersedia Tuts PrtScr. Tinggal pencet lalu di paste ke program editor gambar seperti paint atau photoshop. Namun cara ini menurut saya sudah jadul karena tampilan yang dihasilkan adalah full screen dan low resolution (resolusinya rendah). Solusinya adalah menggunakan screenshot tool atau software modern dan gratis. Namanya LightShot. Cara penggunaannya nyaris sama dengan default windows yakni menggunakan tuts PrtScr. Namun, tool ini memiliki beberapa kelebihan seperti resolusi yang cukup besar dan kita bisa memilih bagian mana saja yang mau dicapture, jadi tidak lagi full screen. Kalau tertarik, langsung saja download gratis di webnya LightShot.
Tampilan Modem Esia Eror///Contoh hasil Printscreen menggunakan LightShot |
Sejak menjadi seorang blogger
Saya lantas penasaran. Bagaimana bisa bohong. Itu kan tampilan dari website orang lain yang memperlihatkan hasil monetise blog kita. Bagaimana bisa dimanipulasi? Masih menurut Master Blogging tadi, caranya sangatlah mudah. Bagi pengguna browser Mozilla Firefox, tinggal klik kanan lalu pilih menu Inspect Element. Setelah itu munculah editornya. Kita tinggal memilih bagian mana saja yang mau diedit, setelah itu tutup editornya dan lakukan screenshot. Untuk lebih lengkapnya lihat video sederhana yang saya buat di bawah ini :
Screenshot Kartu Kredit Palsu
Oh ya, bicara mengenai kepalsuan, baru-baru ini terjadi sebuah kasus yang lumayan menghebohkan seisi kantor tempat saya bekerja. Saya lupa kapan tepatnya kejadian itu berlangsung. Yang pasti, kami kedatangan customer orang bule. Dia belanja Kamera Canon EOS 600D, Lensa dan beberapa pernak pernik kamera lainnya termasuk Tripod, dengan jumlah biaya keseluruhannya mencapai belasan juta rupiah. Bule tersebut membayarnya dengan menggunakan kartu kredit. Saat transaksi berlangsung, kartu kredit itu memang bisa digunakan. Pembayaran melalui kartu kredit pun berhasil. Si bule tadi dengan leluasa pergi. Namun, setelah beberapa hari bagian administrasi kantor mendapat telepon dari Bank. Pihak bank mengatakan bahwa kartu kredit yang digunakan si bule untuk membayar Kamera Canon EOS 600D beserta pernak perniknya kemarin itu palsu. Setelah melalui penyelidikan yang teliti, hasilnya juga tetap sama: Kartu Kredit Bule itu Palsu karena menurut pihak bank, tidak terdaftar di sana.
Satu yang kami sesalkan, kenapa kami tidak sempat menanyakan alamat si bule, pasport, menginap di hotel mana, nomor ponsel dan lain-lainnya. Hmmmm... Saya hanya bisa mengelus dada. Bagaimana mengembalikan uang belasan juta yang hilang percuma di atas tadi ya?